SELAMAT DATANG

TENTANG EVI

Bismillahirohmanirohim

Saya, Evi Fatimah. Lahir di KARAWANG. Puteri ke 2 dari4 bersaudara Bpk. H. Asep Saefudin Hamidi (Pimpinan Yayasan At Taubah Kaum Karawang dan Ibu Hj. Iim Salimah. Saat ini saya siap mengemban amanat dari masyarakat Kabupaten Bekasi, Karawang dan Purwakarta melalui partai kebanggaan kita semua yaitu Partai Kebangkitan Bangsa yang dalam Pemilu 2009 ada di No. urut 13.

Sedangkan saya dalam Pemilu 2009 diberikan amanat untuk No. Urut 2.

Pendidikan :
1. SDN 01 Nagasari Karawang
2. SMPN 1 Karawang
3. MA Darul Arqom Bandung
4. Pondok Pesantren Cipasung Tasikmalaya
5. Universitas Islam As-Syafi'iyah Jakarta

Alamat :
Jl. KH Achmad Dahlan No. E/4 Karawang



25 Januari 2009

Departemen Agama masih kurang peduli terhadap Madrasah Swasta


JAKARTA -- Pakar pendidikan Dr Jahja Umar meminta Departemen Agama (Depag) agar tidak hanya peduli pada madrasah negeri, dan agar lebih mengutamakan Madrasah swasta, mengingat 92 persen madrasah yang ada merupakan milik masyarakat (swasta)."Selama ini sekolah swasta dianaktirikan pemerintah, tetapi ini seharusnya tidak berlaku di Depag yang 92 persen madrasahnya milik swasta dan hanya delapan persen milik pemerintah," kata Jahja pada lokakarya "Pembangunan Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional: Refleksi dan Proyeksi" di Jakarta, Jumat.Bahkan jika mengacu pada pesantren, lanjut Mantan Dirjen Pendidikan Islam Depag itu, 100 persen merupakan milik swasta dan berada di pedesaan yang 90 persen miskin. Dosen Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta itu juga mengatakan, berdasarkan hasil uji, mutu madrasah di bawah pengelolaan Depag masih rendah dibanding sekolah umum di bawah pengelolaan Depdiknas, karena itu Depag harus mengejar ketertinggalan tersebut.Caranya, lanjut dia, selain dengan tidak menganaktirikan madrasah swasta, juga terus mengedepankan mutu madrasah dalam setiap kebijakan.Ia juga mengingatkan, dalam setiap kebijakan alokasi anggaran, Depag agar mengutamakan pelaku utama pendidikan yakni madrasah itu sendiri, guru serta siswanya dan bukan mengutamakan anggaran bagi manajemen di Depag pusat. "Untuk kegiatan di pusat cukup 10 persen saja, 90 persen untuk madrasah, siswa dan gurunya. Waktu saya Dirjen di Depag saya mulai guyur madrasah dengan beasiswa," katanya.Pihaknya, lanjut dia, juga membuka kerjasama dengan UGM dan PTN lainnya agar siswa pesantren yang miskin dan cerdas bisa masuk tanpa tes seperti siswa sekolah umum dan memberi mereka beasiswa. Selain itu beri tunjangan bagi guru-guru madrasah dan akses untuk belajar mata pelajaran sains dan teknologi sehingga mampu membuat siswanya kelak lebih bermutu, ujarnya.Pengajar di sejumlah perguruan tinggi di Malaysia itu juga mengatakan bahwa di Malaysia, 70 persen anggaran pendidikan adalah untuk gurunya sehingga pendidikan di Malaysia bisa cepat maju.

Tidak ada komentar: